Elektabilitas Yenny Wahid Tertinggi Cawapres Perempuan di Basis NU

Foto Istimewa.

SURABAYA, KLIKERS.id – Nama Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal dengan Yenny Wahid kembali menguat dalam survei dan simulasi pasangan menjelang Pilpres 2024. Melalui survei yang digelar oleh Dialektika Institute, diperoleh temuan bahwa sebanyak 27,6% responden survei memilih nama Yenny Wahid sebagai kandidat Calon Wakil Presiden. Sementara sebanyak 25,4% memilih nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan 27,6% responden memilih nama Puan Maharani.

Dalam paparan survei di Serlok Café, di Surabaya Jawa Timur pada (11/09/2023), hadir sebagai narasumber Mheky Polanda (Direktru Riset Dialektika Institute), Lia Istifhama (politisi premepuan) dan Eko Pamuji (Dosen Unesa Surabaya) dengan host Najih Farhoq.

Direktur Riset Dialektika Institute Mheky Polanda mengungkapkan bahwa survei Dialektika Institute dilakukan untuk mendalami isu mutakhir yang muncul di ruang publik, yaitu munculnya kandidat potensial calon wakil presiden untuk Pilpres 2024 dari kalangan perempuan.

Dalam kajian Dialektika Institute, isu tersebut kemudian mengerucut pada wacana cawapres dari kalangan tokoh perempuan yang terus menguat di ruang publik.

Disampaikan oleh Mheky Polanda bahwa perkembangan politik menjelang pilpres 2024, kontestasi terlihat sudah mulai mengerucut pada tiga nama calon presiden, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Dari tiga nama tersebut, baru Anies Baswedan yang terlihat sudah memutuskan maju bersama pasangan calon wakil presiden, yaitu Muhaimin Iskandar.

Dialektika Institute, menurut Mheky Polanda, melakukan survei untuk memotret wacana cawapres dari kalangan perempuan. Survei dilakukan pada periode 1-10 September 2023 dengan mengambil wilayah regional Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Survei ini, sekaligus untuk mengukur kekuatan elektoral cawapres dari kalangan perempuan di daerah yang selama ini dikenal sebagai basis warga NU.

Menurut Mheky Polanda, pertanyaan penting yang diajukan dalam survei ada tiga, yaitu: bagaimana peluang cawapres perempuan di Pilres 2024, bagaimana elektabilitas cawapres perempuan, dan bagaimana preferensi pemilih terhadap sosok pemimpin ideal dan kepemimpinan perempuan untuk Indonesia 2024-2029?

Responden adalah penduduk Indonesia dengan minimal usia 17 tahun atau memiliki hak pilih. Jumlah responden sebesar 1000 responden yang tersebar secara proposional di setiap provinsi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Responden laki-laki sebanyak 63% dan perempuan sebanyak 37%. Adapun usia responden antara
17 – 30 Tahun (38,5%), 31 – 45 Tahun (47,5%) dan >45 Tahun (14%). Mayoritas pendidikan responden adalah sarjana (17,6%) dan SMA (54,2%). Sedangkan berdasarkan tempat tinggal, sebanyak 63,4% tinggal di desa dan 36,6% di kota.

Diungkapkan oleh Direktur Riset Dialektika Institute, Mheky Polanda bahwa melalui simulasi top of mind, terhadap pertanyaan tentang bagaimana pendapat responden jika ada cawapres Perempuan di Pilpres 2024, sebanyak 72,3% responden merespon positif dan akan memilih cawapres perempuan. Kemudian, sebanyak 18,5% responden menyatakan tidak memilih, 6,4% ragu-ragu dan 2,8% Tidak Tahu/Tidak menjawab.

Menurut Mheky Polanda, beberapa argumen yang disampaikan terkait dengan pilihan responden adalah untuk membuka ruang politik yang pro gender, kehadiran perempuan di posisi strategis, pentingnya tokoh perempuan di posisi strategis untuk memperjuangkan kepentingan kaum perempuan.

Adapun terkait dengan pertanyaan apakah responden akan memilih pasangan capres-cawapres berdasarkan pertimbangan representasi NU, temuan survei Dialektika Institute menunjukkan bahwa sebanyak 21,2% responden akan memilih capres-cawapres representasi NU. Sementara 5,6% responden menyatakan akan memilih capres-cawapres representasi bukan NU, dan 73,2% responden memilih netral.

Selanjutnya, temuan survei Dialektika Institute terkait dengan pengukuran elektabilitas cawapres perempuan dengan menguji 5 nama melalui simulasi pertanyaan tertutup “Jika Pilpres 2024 dilakukan hari ini anda akan memilih Cawapres siapa?” diperoleh temuan sebanyak 27,6% responden memilih Yenny Wahid. Kemudian, sebanyak 25,4% responden memilih Khofifah Indar parawansa, 14,9% responden memilih Puan Maharani, 12,6% responden memilih Susi Pudjiastuti, dan 8,5% responden memilih Sri Mulyani. Sebanyak 11% responden belum menentukan pilihan.

Ketika dilakukan pengukuran elektabilitas Cawapres Perempuan dengan menguji 3 nama melalui simulasi pertanyaan tertutup “Jika Pilpres 2024 dilakukan hari ini anda akan memilih Cawapres siapa?”, temuan survei Dialektika Institute menunjukkan bahwa sebanyak 35,4% responden memilih Yenny Wahid. Kemudian, sebanyak 34,1% responden memilih Khofifah Indar parawansa, dan 18,1% responden memilih Puan Maharani. Selebihnya, 12,4% responden belum menentukan pilihan.

Prabowo-Yenny Wahid Raih elektabilitas Tinggi

Pada survei ini, juga dilakukan pengukuran terhadap elektabilitas Cawapres melalui simulasi nama pasangan dengan pertanyaan tertutup “Jika Pilpres 2024 dilakukan hari ini anda akan memilih Cawapres siapa?,

Temuan survei Dialektika Institute menunjukkan bahwa elektabilitas Yenny Wahid memperoleh elektibalitas tertinggi. Menurut Mheky Polanda simulasi pasangan Capres-cawapres pasangan Prabowo-Yenny Wahid mendapat dukungan sebesar 40,7% dari responden. Sementara simulasi pasangan Ganjar Pranowo-Yenny Wahid memperoleh dukungan sebesar 32% dari responden.

Menanggapi temuan survei Dialektika Institute, narasumber lain Eko Pamuji, (Dosen Unesa) mengatakan bahwa temuan survei Dialektika Institute tidak mengejutkan. Menurutnya jika survei dilakukan di basis NU apalagi di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah tentu nama yang muncul tidak akan banyak pasti Yenny Wahid dan Khofifah tentu akan menjadi nama tertinggi.

Namun menurut Eko survei ini karena temanyanya adalah Cawapres Perempuan maka kita tunggu bagaimana jika simulasi menghadirkan kanddat Cawapres dari laki-laki. Dan dengan waktu yang masih 1 bulan dinamika bisa saja berubah bahkan pasangan dna koalisi bisa berubah.

Dr. Lia Istifhama, (Politisi dan Aktivis Perempuan) mengatakan bahwa keunggulan Prabowo-Yenny Wahid sebagai pasangan ideal sebenarnya ini ibarat bapak dan ibu. Prabowo sosok bapak dan Yenny Wahid hadir sebagai sosok Ibu. Ini merupakan pasangan Capres Cawapres ideal di 2024.

Kemudian terkait munculnya dua tokoh Yenny Wahid dan Khofifah, Lia Ishtifhama mengatakan bahwa kedua tokoh tersebut itu memang selalu ngemong warga NU. Tokoh NU dimana-mana harus selalu bisa ngemong. Yenny Wahid dan Khofifah elektabilitas tinggi banyak dipilih warga NU ya karena keduanya bis angemong Masyarakat NU.

Survei Dialektika Institute dilaksanakan pada tanggal 1-10 september 2023. Survei dilaksanakan dengan metode wawancara melalui telepon dengan melibatkan sampel responden sebanyak 1000, tersebarsecara proporsional di Provinsi jawa Tengah dan Jawa Timur. Responden adalah penduduk WNI yang memiliki hak pilih. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Pemilihan responden dilakukan secara acak sistematis program komputerisasi yaitu dengan memasukkan database nomor telepon yang dahulu pernah menjadi responden survei periode 2013-2023 dengan margin of error 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%. Populasi responden berdasarkan jumlah penduduk Jateng dan Jatim 57.885.670