Hari ini, Minggu, 8 Mei 2022 bertepatan “Hari Ibu” (Mother’s Day) di Amerika, diaspora Indonesia yang berdomisili di negara bagian Connecticut, Amerika Serikat menggelar Halal bi Halal di Gedung Veteran “Robert Dornfried VFW Veterans of Foreign War” di 152 Massirio Dr, Berlin, CT 06037.
Acara Halal bi Halal ini digagas dan diadakan tiap tahun oleh masyarakat diaspora Indonesia, seminggu setelah Idul Fitri, dimotori oleh Ibu Nurlaila Amir William Hamel, asal Palembang, bersuamikan pria Amerika. Selain Halal bi Halal, kami juga setiap tahun mengadakan 17 Agustusan dan di akhir tahun, acara Indonesian Cultural Night, bekerja sama dengan beberapa pihak seperti KJRI dan Yale University, kata Hanny Pongoh, salah satu inisiator acara-acara keindonesiaan di Connecticut.
Organisasi kami di sini, Indonesia Association of Connecticut (IAC), sekarang dipimpin oleh Bapak Tjatur Subagyo. Salah satu senior yang sudah lama di sini, 50 tahun, adalah Bapak Henry Janson asal Ambon, dulu tentara NATO, bertugas di Jerman, lalu pindah dan menetap di Connecticut kata Hanny Pongoh, sudah 25 tahun di Amerika, yang juga Sekretaris IAC.
Kami bisa memakai Gedung Veteran ini karena suami Ibu Nurlaela Amir, William Hamel adalah pensiunan tentara atau veteran Amerika yang bekerja di Gedung ini, kata Rusdi Geno, diaspora asal Soppeng, Sulawesi Selatan yang menikah dengan wanita Amerika, memiliki tiga putri, dan sudah 31 tahun tinggal di Connecticut.
Kelihatan para diaspora Indonesia beragam umur, profesi, dan bilangan tahun selama tinggal di beberapa kota di negara bagian Connecticut, ada yang sudah 50 tahun, lebih 20 tahun, 10 tahun, dan ada juga belum cukup setahun. Mereka yang datang, suami-istri, bujangan, gadis, anak-anak. Mayoritas mereka merasa betah tinggal dan bekerja di Connecticut, ada suster, kerja di perusahaan swasta, pengajar, mahasiswa, anak-anak sekolah, dan sebagian datang dengan suami atau istrinya, orang Amerika.
Acara seperti ini dirancang secara sederhana dan praktis karena hampir semua orang yang datang membawa makanan atau minuman, seperti opor ayam, rendang, gudek, nasi goreng, asinan, lontong, semur telur, tempe goreng, tape ketan hitam, goreng tempe dan tahu, dan berbagai jenis kue jajanan pasar. Semua makanan yang dihidangkan adalah khas Indonesia, dan semua orang bebas ambil dan makan, sambil salaman, kenalan, saling mengucapkan “Iedul Mubarak atau Selamat Idul Fitri, dan Happy Mother’s Day.
Acara kumpul dan bawa makanan masing-masing adalah budaya praktis Amerika, disebut “potluck,” ekonomis dan tidak perlu biaya tinggi. Makanan yang tersisa dapat dibungkus dibawa pulang ke rumah.
Kesan saya, acara seperti ini sangat rileks, santai, semua orang berbaur, saling menyapa, mempererat hubungan persaudaraan di perantauan, dan tidak ada pidato-pidato. Orang yang datang, saling menyapa dan bersalaman, ambil makanan, ngobrol, dan berfoto-foto ria, khas Indonesia banget.
oleh : M. Saleh Mude