Melihat Lebih Dekat Patung John Harvard, Pendiri dan Donatur Universitas Harvard

Banyak orang antri berfoto di depan patung John Harvard. Di hari-hari biasa patung John Harvard banyak mengundang pengujung untuk sekedar mengambil gambar atau foto di sebelahnya. Termasuk hari ini (16/01/2023) saat saya dan teman-teman berkunjung ke Harvard University. Tidak mau kehilangan kesempatan mengambil momen foto di sebelah patung John Harvard.

John Harvard merupakan soosk pendiri dan juga donatur, ia adalah sosok dibalik beridirnya kampus paling bergengsi di dunia. Harvard University.

Patung John Harvard banyak mengundnag wisatawan. Patung John Harvard terletak di dekat kantor Univercity Hall Harvard University. Para wisatawan biasanya berfoto bahkan ada yang berdoa.

John Harvard dikenal karena dirinya mewariskan kekayaan dan isi perpustakaannya ke universitas Harvard. Namnaya kemudian diabadikan dengan berdirinya sebuah patung yang di taruh di kampus Harvard University hingga sekrang.

Ahad-Senin, 15-16 Jnauari 2023. saya bersama istri, dan anak ketiga saya dan teman-teman belajar saya di Amerika dari Indonesia dan Rusia (Ade Irwansyah asal Jambi-Padang, dan Kirill Gorlov dari Rusia) menempuh perjalanan menuju Harvard University dengan mengunjungi kota Boston dan Cambridge, Massachusetts.

Perjalanan kami tiba pada minggu siang ke Boston dan Cambridge, Massachusetts dengan kendaraan umum bus, kemudian kami lanjut naik kereta subway jalur “red line” menuju kampus Harvard. Jarak tempuhnya kurang lebih sekitar 15 menit dengan melewati 7 (tujuh) station.

Di sana saya melihat orang-orang antri berfoto di depan patung John Harvard, pendiri dan donator pembangunan salah satu universitas terbaik di dunia, dan mungkin ada juga yang berdoa seperti saya.

“Ya Allah berikan jalan dan kesempatan kepada putra-putri terbaik
Indonesia melanjutkan sekolahnya di sini, Harvard University.”

Dari Harvard, kami bergeser ke kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT), juga Universitas top dunia, dimana salju mulai turun di kota Boston, kemudian ke pasar/pusat jajan murah-meriah di Quincy, sebelum ke apartemen adik Haspan Tamrin.

Di apartemen Haspan, kami dijamu makan malam, sarapan pagi, diberi kamar tidur yang cukup luas, ditraktir makan siang di Restoran Italia, dan diantar ke Boston Center, tempat kami naik bis kembali ke Hartford di bawah guyuran salju lebat.

Kami merasakan aroma pertemanan/persaudaraan begitu akrab di tanah rantau, walaupun baru pertama kali ketemu berkat satu kampung, dari Sulawesi Selatan.

Terima kasih untuk adik Haspan dan keluarga ya. Kami juga menunggu adik sekeluarga jalan-jalan di kota Hartford, Connecticut.

Oleh : M. Saleh Mude